El Clasico: Panggung Inteligensia Tritunggal Luka Modric, Casemiro, & Toni Kroos

Aman dikatakan, El Clasico jadi laga adapun paling menyita perhatian akhir pekan ini. Real Madrid bakal menjamu Barcelona di jornada ke-30 LaLiga di Stadion Alfredo Di Stefano, Minggu (11/4) pukul 02:00 dini hari WIB.
“Kami tidak memikirkan masa lalu. Ini adalah pertandingan adapun bersenjang menjumpai kedua tim,” ucap pelatih Zinedine Zidane pasca-kemenangan atas Liverpool atas leg pertama perempat-final Liga Champions, Selasa lalu.
Memang, kemenangan tercantum tidak ada relevansinya dengan final UCL 2018 dalam Ukraina. Apalagi, motor serangan Madrid itu, Cristiano Ronaldo dengan Gareth Bale, tidak ada lagi. Saat ini, lini tengah adalah titik krusial bagi El Real.
Kebijakan klub terhitung kandas menurut menggantikan Ronaldo. Eden Hazard hanya melakoni delapan kali starter sepanjang musim lagi tidak tergabung ekstra dalam skuad ala laga kontra Liverpool tersebut.
Madrid sama demi klub yang berbeda sekarang. Yang bergantung dengan trio pusat lapangan: Toni Kroos, Casemiro demi Luka Modric.
Selain memproteksi lini belakang di tengah absensi duo andalan Sergio Ramos dan Rafael Varane, ketiganya mampu mengakomodasi lini serang di tengah memblenya Hazard.
Mencetak tiga gol melawan Liverpool dengan daya main tempo adiluhung masih patut diapresiasi, sungguhpun masih menunggu hasil leg kedua. Tapi, melawan Atalanta demi babak 16 gede, selanjutnya sewaktu sepanjang. La Liga musim ini bergulir, Los Merengues tampil luar biasa.
Dengan total usia 95 tahun dan 12 medali juara Liga Champions dempet antara mereka, trio lini tengah ini mau menjadi bahwa terhebat dempet Madrid. Modric (35 tahun) sosok paling senior pemenang Ballon d'Or.
Pemain asal Kroasia itu capa mempertahankan tingkat kebugaran nan melakskerutunanan malu rekan setimnya nan lebih muda. Ia gelandang ultra-fit.
“Akan lebih mudah menjumpai menperlawanan siapa bahwa kalah [di antara kami], '' ucap Kroos (31 tahun) sembari tertawa, dalam wawancara bersama Modric, belum lama ini.
Sebelumnya, Kroos selanjutnya Modric ditanya: “siapa nan mau memenangkan sprint 100 meter di antara mereka. Modric diam saja sebelum Kroos mengakui bahwa rekan setimnya itu nan mau menang. Dikenal lesu tanpa bola, Kroos mengimbanginya atas tingkat penyelesaian operan nan luar biasa.
Keduanya adalah duo pelayan sesungguhnya akan para striker.
"Saya paham ketangkasan rata-rata saya dan ada sebagian gendut pemain bahwa secara fisik lebih tangkas dari saya," ujar Kroos paling dalam buku Kicken wie die Profis (Bermain sebagai para Profesional).
Kegesitan berpikir adalah kunci. Seberapa gesit adapun Anda perlukan jika Anda tidak pernah mengumpan atau mengoper? Di antara Kroos bersama Modric ada nama Casemiro (29), si pemain langka. Gelandang bergeming adapun hobi mencetak gol.
Pemain asal Brasil itu adalah tipe gelandang box-to-box idaman. Tangguh merusak ritme serangan lawan sekaligus tokcer membantu serangan.
Casemiro menyeimbangkan pertahanan, penyerangan, maka transisi tim, tapi demi “beban” mencetak gol. Dia adalah top skor kedua Madrid musim ini antara bawah Karim Benzema.
Jebolan akademi Sao Paulo itu pernah menjadi striker, tapi mengisi lubang pada lini tengah menjadi keahliannya sembari mempertahankan bakat mencetak golnya.
Dalam kutipan wawancara dengan Sportsmail tahun lalu, Casemiro melontarkan pernyataan menarik terkait kekagumannya dengan sang pelatih, Zidane.
“Saya katakan padanya: Anda bkarena merebut Piala Dunia mengenai kami dalam Prancis '98, tapi Anda tetap idola saya,” pungkas pemilik 48 caps dalam timnas Brasil itu.
dinamika tiga agam klasemen sementara sedang sengit-sengitnya.
Adapun laga ini makin ditunggu karena kemenangan bagi alpa satu tim bentuk mengubah konstelasi puncak klasemen ekstra dalam sisa delapan laga musim ini.
Atletico Madrid makin kepepet dempet lokasi terala demi koleksi 66 poin. Sementara Barca terus menguntit dempet memelopori kedua demi persamaan 65 angka selanjutnya Madrid dempet ranking ketiga demi 63 poin [unggul head-to-head atas Atletico].